Thursday, January 16, 2014

Bencana Alam dan Dampak Politik

Tak dapat dipungkiri bahwa bencana alam berkaitan dengan politik. Pada masyarakat tradisional di Indonesia bahkan di berbagai belahan dunia, bencana alam yang besar ditafsirkan sebagai pertanda masa peralihan. Di China, misalnya bencana alam dicatat mengiringi pergantian dinasti. Pertanda bahwa mandat dari langit yang diberikan kepada raja yang lama akan dialihkan kepada penguasa yang baru.
Bencana alam juga mempunyai dampak politis. Teori Boechari, mengatakan perpindahan kekuasaan kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada abad X adalah disebabkan letusan gunung Gunung Merapi. Penggalian Candi Sambisari tahun 1969 memperlihatkan candi itu ditutupi abu vulkanis setebal 5 meter.
Letusan Gunung Tambora di Sumbawa yang memakan korban banyak telah menghancurkan empat kerajaan di pulau itu. Letusan Krakatau meluluhlantakkanBanten dan Lampung. Pusat administrasi lokal di Anyer berpindah ke Cilegon. Selain itu letusan Krakatau ternyata menjadi katalisator dari pemberontakan petani Banten tahun 1888.

Status Sosial Dalam Masyarakat

Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dan sebagainya.
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial. Apa itu sistem sosial ?
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.

Pemuda dan Sosialisasi

Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Adapun media yang dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga, sekolah, teman bermain media massa dan lingkungan kerja
Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.

Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi.

Pemimpin Bagi Indonesia

Jumlah penduduk di Indonesia sungguh sangat besar. Ada 259 juta lebih penduduk. Dengan sumber daya manusia yang sedemikian besarnya, banyak hal yang dapat diperbuat. Banyak potensi yang tersimpan di sana. Tinggal bagaimana cara kita mengelola dan memanfaatkannya. Dibutuhkan para pemimpin bagi ratusan juta penduduk tersebut, agar besarnya potensi yang ada, tidak terhilang. Hilang terbawa angin ke negeri lain. Dibutuhkan para pemimpin yang cakap, yang dapat memimpin selain dengan akal budinya, juga dengan nuraninya. Nurani yang tidak hanya bertanggung jawab pada sesama manusia, namun dapat dipertanggungjawabkan pada yang Maha Pencipta. Pemimpin yang takut akan Tuhan.

Wednesday, January 15, 2014

Melestarikan Budaya Indonesia

Melestarikan kebudayaan adalah keharusan dari setiap kalangan masyarakat, apalagi yang masih tinggal dipedalaman tempat daerah asal dari suku yang dimilikinya. Jika suatu daerah masih mengutamakan kebudayaan yang dimilikinya, maka daerah tersebut masih menghargai nilai-nilai sejarah yang terkandung didalamnya. Melestarikan budaya milik daerah asal yang merupakan keragaman dari budaya Indonesia adalah suatu keindahan yang seharusnya dibanggakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Karena banyaknya suku dan budaya di tanah air, membuat Indonesia menjadi sangat indah dan tersohor sampai ke manca Negara.
Mendukung segala upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Indonesia merupakan keharusan dari seluruh masyarakat, terutama anak –anak muda yang masih mempunyai semangat yang tinggi. Seperti contohnya yang sudah dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam membuat festival musik daerah untuk melestarikan lagu-lagu daerah. Kegiatan seperti itu harus didukung oleh seluruh masyarakat dan patut dijadikan contoh agar masyarakat mampu membuat acara dan kegiatan lain yang bertujuan untuk melestarikan budaya di Indonesia. Kegiatan festival seperti demikian adalah salah satu contoh yang dapat dilakukan kembali agar semangat masyarakat dalam pengembangan budaya tetap ada dan semakin membara.

Remaja dan Pergaulan

Bahaya Pergaulan Bebas Dari dulu, peringatan tentang Bahaya Pergaulan Bebas sudah sering dibicarakan oleh banyak pihak. Entah dari orang tua, guru-guru di sekolah, bahkan pemerintah ikut turun tangan dengan cara membuat iklan-iklan yang menghimbau untuk menghindari pergaulan bebas. Pergaulan bebas sendiri diartikan sebagai suatu pergaulan yang tidak memiliki batasan, mengabaikan norma-norma agama maupun sosial masyarakat.
Karena itu, pergaulan semacam ini cenderung mengarah kepada hal-hal yang negatif, seperti seks bebas, pemakaian narkoba, kehidupan malam di diskotek atau tempat hiburan, dan lain-lain. ABG, atau anak baru gede, adalah subyek yang paling banyak terjun pada pergaulan bebas. Ini bisa dipahami, karena kebanyakan anak muda seusia mereka memang masih sangat labil. Mereka kadang susah membedakan sesuatu yang baik dan buruk bagi perkembangan hidup mereka.
Indikasi keterlibatan remaja-remaja dalam perilaku seks bebas semakin terlihat. Setidaknya remaja yang sedang dimabuk kasmaran, minimalnya mereka melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal sebelum terjadi penetrasi yang tidak layak mereka lakukan. jaman dan lebih menyukai trend mode dan mengikuti alur jaman yang semakin maju,jangankan di usia remaja, anak yang baru menginjak Sekolah Dasar saja sudah mengerti apa itu berpacaran, bahkan banyak dari anak SD tersebut yang sudah belajar untuk memadu kasih, ya biarpun dalam istilahnya cinta monyet, tapi nantinya juga akan menjurus pada yang tidak diharapkan, sungguh tragis.

Maraknya Tawuran antar Pelajar

Bermula dari kongkow-kongkow di satu tempat sepulang sekolah. Kemudian saling ejek mengenai hal-hal sepele. Lalu terjadilah perkelahian satu lawan satu yang akhirnya berubah jadi tawuran, melibatkan tiga hingga empat sekolah sekaligus.
Di Padang, yang demikian bukanlah barang baru. RTH Imam Bonjol, GOR H Agus Salim, Jalan Permindo, merupakan tiga tempat di Kota Padang yang menjadi tempat favorit siswa berkumpul dan bertemu satu sama lain.
Hampir setiap tahun terjadi. Dapat dikatakan, pelakonnya yang itu-itu juga, didominasi siswa sekolah menengah kejuruan (SMK). Tahun ini saja, dalam catatan Padang Ekspres, sudah terjadi 15 peristiwa tawuran.
“Awal mulanya saling ejek dan mempermasalahkan hal yang sepele. Seperti gaya rambut, rokok hingga soal cewek,” ungkap Rahmadi Putra, siswa salah satu SMK swasta di Kota Padang.
Untuk memulai tawuran sangat gampang. Apalagi dengan sekolah yang memang sudah menjadi musuh bebuyutan. Cukup dengan satu orang siswa saja yang bermasalah, semuanya akan ikut. Sebenarnya, banyakpula  para pelajar yang tidak mau terlibat tawuran. Hanya saja mereka yang tidak mau itu, sering mendapat tekanan dari teman-temang sekolahnya, yang pada akhir mereka pun terpaksa tawuran.
“Dari pada dikucilkan teman-teman, lebih baik ikut,” kata Bobi, salah seorang siswa SMK di Padang.
Tapi, rasanya  tidak fair jika menyalahkan siswa semata. Guru, pemerintah, dan orang tua juga memiliki andil dalam persoalan ini. Saat ini, banyak guru yang menjadi seorang pekerja, bukan pendidik.

Perkembangan Ekonomi era Pra-modern

Dalam hal periodisasi, masa perdagangan, atau bisa disebut juga kurun niaga terjadi pada sekitar abad ke-15. Anthony Reid memperiodisasikan kurun niaga di Asia Tenggara di sekitar tahun 1450-1680. Definisi tentang kurun niaga, khususnya era modern awal, berbeda-beda. Lalu bagaimana dengan era Pra-Modern? Era Pra-Modern ini adalah masa ketika kerajaan-kerajaan Nusantara memiliki eksistensi dan hegemoni dalam ranah percaturan politik dan ekonomi. Perdagangan pada era ini berkembang tidak hanya dalam lokalitas wilayah kerajaan. Tidak juga dalam satu pulau atau kepulauan saja. Tapi juga berkembang ke tanah mancanegara. Dari negeri-negeri atas angin sampai negeri-negeri timur jauh (Asia Timur, mengacu pada definisi yang diberikan sejarawan dan arkeolog barat). Periodisasi dari era pra-modern ini tidak bisa secara jelas ditetapkan. Jika masa modern awal adalah sekitar abad ke-15, maka secara logika masa pra-modern adalah sebelum abad ke-15. Namun demikian pembabakan seperti itu tidaklah bisa digeneralisasikan. Lagipula, kita bisa melihat dengan perspektif yang lain. Bahwa era pra-modern itu adalah era ketika struktur ekonomi yang tersistematis, pembukuan yang tersistem dengan jelas dan teratur, dan pembagian kerja yang jelas dan meyakinkan belum digunakan. Hanya saja dengan adanya komoditas-komoditas perdagangan seperti yang disebutkan di awal tulisan ini, perdagangan tetap berkembang. Karena memang komoditas-komoditas tersebut adalah komoditas yang dibutuhkan pada zamannya. (sumber : http://kompasiana.com)

Menjajah Negara di era Globalisasi

Mengingat bahwa Indonesia sebenarnya sebuah surga dimana baik individu dan alamnya diibaratkan sebuah batu permata yang belum diasah. Kita mengingat bahwa ada pepatah "tongkat kayu dan batu pun jadi tanaman", suka tidak suka namun itulah Indonesia. Negeri ini punya Sumber Daya dan Sumber Daya Alam yang melimpah, namun negeri ini tak mampu mengelola dan mengolahnya dikarenakan hanya sibuk mempeributkan kekuasaan dan saling mengadu domba. Sebagai gambaran saat ini seakan pihak luar sedang mengantri negeri ini untuk satu sama lain saling duga dan saling menghancurkan serta secara diam-diam mereka masuk mengontrol dan menguasai negeri ini sepenuhnya. Kembali ke materi awal mengenai jajah menjajah ini, tepatnya apa yang dibutuhkan :

1.      Sebagai negara yang ingin menjajah tentunya harus memiliki struktur pondasi yang kuat, semisalkan ideologi, standarisasi, ekonomi, gaya hidup, dan lain-lain sebagainya dimana beda dari pada yang dimiliki oleh negara lain.
2.   Informasi, sebagai negara yang ingin menjajah harus lebih mengetahui seluk beluk informasi apa saja dari negara yang ingin dijajah, ibarat "tak kenal maka tak sayang". Informasi ini dikumpul guna dimanfaatkan dimasa yang akan datang.
3.      Penulis akan susupi tiap-tiap individu yang mempunyai kepentingan di negara tsb, cari tahu apa kelemahan mereka dan dari kelemahannya itu Penulis jadikan antek-antek untuk mengontrol peran penting dan strategis disana.
4.      Pengaruhi cara berpikir warganya, sebagaimana pengaruh ini tidak berdampak merubah keseluruhan dari keunikan yang dimiliki negara tsb. Lebih kepada pola pikir dan kehidupan sehari-hari mereka.
5.      Taruh perwakilan di negara tersebut, samar tak begitu ketara namun menggambarkan simbol kekuatan.
Dalam era ini merupakan era krisis yang akan menimpa banyak negara di belahan dunia ini, baik negara maju maupun negara-negara berkembang. Krisis berat itu ditengarai sebagai dampak dari tiga masalah utama yang terjadi, yaitu (a) kemiskinan, (b) kerusakan lingkungan hidup, dan (c) penggunaan tindakan kekerasan (violence) dalam memecahkan konflik. Tidak hanya pemerintah atau negara yang dituntut untuk mampu memecahkan krisis tersebut, melainkan perlunya keterlibatan pihak lain untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah atau krisis itu.


Masyarakat dan Korupsi

Salah satu syarat terbentuknya sebuah Negara ideal dan memberikan penghidupan atau kesejahteraan kepada segenap penduduk di dalamnya adalah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Yang dimaksud dengan masyarakat yang adil adalah masyarakat yang telah menjunjung tinggi nilai-nilai luhur peraturan serta perundangan, dan mengaplikasikannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara, masyarakat yang makmur adalah masyarakat yang memiliki pekerjaan ataupun penghasilan layak dengan indikator tingkat pengangguran dan kriminal yang rendah.
Dalam upaya pemerintah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur tersebut, ada satu penghambat yang serupa dinding baja kokoh, sehingga tidak jarang upaya tersebut menemukan titik stagnan. Tidak hanya itu, penghambat itu pulalah yang menggerogoti dan menyengsarakan masyarakat di dalamnya, membuat kata adil danmakmur terasa sangat mustahil. Penghambat itulah yang kemudian dikenal dengan nama korupsi.