Cerita
ini ditulis berdasarkan pengalaman teman saya yang diceritakan beberapa bulan lalu dan ditulis untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia 2.
Malam
itu udara Bogor dingin sekali, di perjalanan pulang menuju rumah saya, ada satu
gerobak yang masih terang benderang, menyala, dengan mas-mas kece yang kemudian
saya ketahui bernama Mukhlis, si Empunya Gerobak. dari kejauhan saya tau bahwa
dia menjual martabak, kenapa? karna ada Tulisan MARTABAK, tertera dengan ukuran
besar di bagian luar Gerobaknya.
Perlu
anda ketahui bahwa saya agak sok akrab dengan siapapun, termasuk dengan mas
Mukhlis yang saat itu belum saya kenal, saya memarkir motor saya di depan
Gerobaknya dan kemudian bertanya dengan lemah lembut padanya, "belum habis
kan mas?"
Dia
menjawab dengan gaya yang lebih lemah dan lembut "masih mas". Sungguh
kaget bukan main, Badannya Tegap, Tinggi Menjulang, tapi timbre suaranya
seperti Syahrini. Dunia ini memang penuh sandiwara. Ternyata dia tidak sesangar
dada bidangnya, dari situlah kemudian saya mulai berani untuk bertanya lebih
jauh dan mengenalnya.
"buka
sampai jam berapa mas?" tanya saya
"sampai
jam 11 mas" jawaban yang dingin