Wednesday, June 29, 2016

Kebahagiaan Martabak

Cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman teman saya yang diceritakan beberapa bulan lalu dan ditulis untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia 2.


Malam itu udara Bogor dingin sekali, di perjalanan pulang menuju rumah saya, ada satu gerobak yang masih terang benderang, menyala, dengan mas-mas kece yang kemudian saya ketahui bernama Mukhlis, si Empunya Gerobak. dari kejauhan saya tau bahwa dia menjual martabak, kenapa? karna ada Tulisan MARTABAK, tertera dengan ukuran besar di bagian luar Gerobaknya.
Perlu anda ketahui bahwa saya agak sok akrab dengan siapapun, termasuk dengan mas Mukhlis yang saat itu belum saya kenal, saya memarkir motor saya di depan Gerobaknya dan kemudian bertanya dengan lemah lembut padanya, "belum habis kan mas?"
Dia menjawab dengan gaya yang lebih lemah dan lembut "masih mas". Sungguh kaget bukan main, Badannya Tegap, Tinggi Menjulang, tapi timbre suaranya seperti Syahrini. Dunia ini memang penuh sandiwara. Ternyata dia tidak sesangar dada bidangnya, dari situlah kemudian saya mulai berani untuk bertanya lebih jauh dan mengenalnya.
"buka sampai jam berapa mas?" tanya saya
"sampai jam 11 mas" jawaban yang dingin