Programmer menguji modul dengan menetapkan
lingkungan yang tepat, menyediakan beberapa input, membiarkan modul langsung
memproses secara logik dan mendapatkan hasilnya. Beberapa input mungkin tidak
sebenarnya, terutama jika modul tersebut tidak menyediakan input yang
sebenarnya. Modul seharusnya diuji dalam dua tahap, yaitu :
1.
White Box Testing :
Pengujian
yang didasarkan pada detail prosedur dan alur logika kode program. Pada
kegiatan whitebox testing, tester melihat source code program dan menemukan
bugs dari kode program yang diuji. Intinya whitebox testing adalah pengujian
yang dilakukan sampai kepada detail pengecekan kode program.
Kegiatan
Tester : melihat kode program -> membuat test case untuk mencari kesalahan /
bugs / error dari kode program yang dibuat oleh programmer
2.
Black Box Testing : Pengujian yang
didasarkan pada detail aplikasi seperti tampilan aplikasi, fungsi-fungsi yang
ada pada aplikasi, dan kesesuaian alur fungsi dengan bisnis proses yang
diinginkan oleh customer. Pengujian ini tidak melihat dan menguji souce code
program.
Kegiatan
Tester :
·
membuat test case untuk menguji
fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi
·
membuat test case untuk menguji kesesuaian
alur kerja suatu fungsi di aplikasi dengan requirement yang dibutuhkan customer
untuk fungsi tersebut
·
mencari bugs / error dari tampilan
(interface) aplikasi
referensi : http://scdc.binus.ac.id/himsisfo/2016/10/perbedaan-white-box-testing-dan-black-box-testing/
No comments:
Post a Comment