TUGAS KE-3 BAHASA INDONESIA 1
RISKA MAHARANI PUTRI
17113796
3KA11
Diksi
berarti pilihan kata yang tepatdan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga
memperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Jadi diksi berhubungan dengan
pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur
sapa. Diksi tidak hanya untuk memahami makna kata, tetapi juga untuk membedakan
nuansa makna kata. Contoh: mati, mampus, meninggal, wafat, mangkat, tewas,
gugur, berpulang, dsb.
A. PERSYARATAN
DIKSI
1. Ketepatan
ialah hal yang menyangkut makna, logika ,kesamaan maksud atau
kata-kata yang dipilih tepat dengan apa yang ingin diungkapkan.
2. Kesesuaianya
itu kecocokan dengan konteks sosial; apakah kata-kata yang dipilih atau dipakai
dapat diterima oleh masyarakat, pendengar atau pembaca.
B. FUNGSI
DIKSI
1. Melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara verbal.
2. Membentuk
gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
3. Menciptakan
komunikasi yang baik dan benar.
4. Menciptakan
suasana yangtepat.
5. Mencegah
perbedaan penafsiran.
6. Mencegah
salah pemahaman.
7. Mengefektifkan
pencapaian target komunikasi.
C. KETEPATAN
PEMILIHANKATA
1. Kata
yang bermakna Denotatif dan Konotatif.
a. Makna
Denotatif
Adalah makna dalam alam wajar. Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Contohnya : Kata makan,dalam makna
denotatif berarti memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
b. Makna
konotatif
Adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan
pada sebuah makna konseptual. Contohnya : Kata makan, dalam
makna konotatif berarti untung atau pukul.
2. Kata
yang mengalami perubahan makna.
a. Generalisasi
Spesialisasi
Bapak Saudara
Pendeta Sarjana
b. Ameloratif
Peyoratif
Tunakarya Pengangguran
Sinestesia : Wajah Riska tampak asam karena makanannya
direbut Mika.
Asosiasi : Riska menyikat habis makanan di kantin
sekolah.
c. Kata
dengan ejaan yang mirip.
Demi ketepatan kata,
kita pun harus berhati-hati dalam menggunakan kata-kata yang berejaan mirip
seperti :
·
Bahwa, bawa, bawah
·
Gaji, gajih
·
Sangsi, sanksi
d. Kata
ciptaan sendiri.
Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa Bahasa Indonesia pada saat ini tidak lagi
digunakan dengan baik dalam bahasa sehari-hari. Sehingga disaat ini sering
sekali tercipta kosakata-kosakata yang kurang baik, hal ini dilakukan dengan
alasan tuntutan zaman.
e. Kata
ungkapan atau idiom.
Kata-kata yang dipakai
secara kiasan yang disampaikan pada suatu kesempatan disebut idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom
atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna konotatif.
Contoh : keras kepala, panjang tangan,
sakit hati, banting tulang.
f. Kata
yang singkat dan taksingkat.
Demi ketepatan pilihan
kata, sebaiknya kita memilih kata atau ungkapan yang lebih singkat. Misalnya :
·
Membuat betul menjadi membetulkan.
·
Memberikan informasi menjadi menginformasikan.
Diksi
terdiri dari delapan elemen yaitu: fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata
benda, kata kerja, infleksi dan uterans. Macam-macam hubungan makna:
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.
Contoh:
Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain.
Contoh:
Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata
kecil.
3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh:
Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada
manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan,
seperti kepala susu, kepala meja, dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang
berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.
Contoh
: kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk
makna ikan.
5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Referensi:
No comments:
Post a Comment