Thursday, October 1, 2015

DIKSI


TUGAS KE-3 BAHASA INDONESIA 1
RISKA MAHARANI PUTRI
17113796
3KA11

Diksi berarti pilihan kata yang tepatdan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Jadi diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa. Diksi tidak hanya untuk memahami makna kata, tetapi juga untuk membedakan nuansa makna kata. Contoh: mati, mampus, meninggal, wafat, mangkat, tewas, gugur, berpulang, dsb.
A.      PERSYARATAN DIKSI
1.      Ketepatan ialah hal yang menyangkut makna, logika ,kesamaan maksud atau kata-kata yang dipilih tepat dengan apa yang ingin diungkapkan.
2.      Kesesuaianya itu kecocokan dengan konteks sosial; apakah kata-kata yang dipilih atau dipakai dapat diterima oleh masyarakat, pendengar atau pembaca.

B.       FUNGSI DIKSI
1.      Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
2.      Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
3.      Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
4.      Menciptakan suasana yangtepat.
5.      Mencegah perbedaan penafsiran.
6.      Mencegah salah pemahaman.
7.      Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.


C.       KETEPATAN PEMILIHANKATA
1.      Kata yang bermakna Denotatif dan Konotatif.
a.       Makna Denotatif
Adalah makna dalam alam wajar. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Contohnya : Kata makan,dalam makna denotatif berarti memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
b.      Makna konotatif
Adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Contohnya : Kata makan, dalam makna konotatif berarti untung atau pukul.

2.      Kata yang mengalami perubahan makna.
a.       Generalisasi Spesialisasi
Bapak                    Saudara
Pendeta                 Sarjana
b.      Ameloratif Peyoratif
Tunakarya Pengangguran
Sinestesia  : Wajah Riska tampak asam karena makanannya direbut Mika.
Asosiasi     : Riska menyikat habis makanan di kantin sekolah.
c.       Kata dengan ejaan yang mirip.
Demi ketepatan kata, kita pun harus berhati-hati dalam menggunakan kata-kata yang berejaan mirip seperti :
·         Bahwa, bawa, bawah
·         Gaji, gajih
·         Sangsi, sanksi
d.      Kata ciptaan sendiri.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Bahasa Indonesia pada saat ini tidak lagi digunakan dengan baik dalam bahasa sehari-hari. Sehingga disaat ini sering sekali tercipta kosakata-kosakata yang kurang baik, hal ini dilakukan dengan alasan tuntutan zaman.
e.       Kata ungkapan atau idiom.
Kata-kata yang dipakai secara kiasan yang disampaikan pada suatu kesempatan disebut idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna konotatif.
Contoh : keras kepala, panjang tangan, sakit hati, banting tulang.
f.       Kata yang singkat dan taksingkat.
Demi ketepatan pilihan kata, sebaiknya kita memilih kata atau ungkapan yang lebih singkat. Misalnya :
·         Membuat betul menjadi membetulkan.
·         Memberikan informasi menjadi menginformasikan.

Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu: fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi dan uterans. Macam-macam hubungan makna:
1.      Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.
Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2.      Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain.
Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3.      Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja, dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4.      Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.
Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5.      Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6.      Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7.      Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8.      Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.

Referensi:

No comments:

Post a Comment