Tuesday, September 29, 2015

RAGAM BAHASA

TUGAS KE-2 BAHASA INDONESIA
RISKA MAHARANI PUTRI
17113796
3KA11

Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akanhilang.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri dari:
1.      Ragam bahasa lisan
2.      Ragam bahasa tulis
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan,kita menggunakan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita menggunakan tata cara penulisan (ejaan).  
Macam-Macam Ragam Bahasa
Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang berbeda-beda. Ragam bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yang pertama berkomunikasi yaitu: (1)Ragam Lisan, dan (2) ragam tulisan, kedua berdasarkan cara pandang penutur yaitu: (1) Ragam Dialek, (2) ragam terpelajar, (3) ragam resmi, dan (4) ragam tak resmi, berdasarkan pesan komunikasi yaitu (1) ragam politik, (2) ragam hukum, (3) ragam pendidikan, (4) ragam sastra, dan sebagainya.


A.    Ragam Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi
1.      Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai.
Ciri-ciri ragam lisan:
a.       Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b.      Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu;
c.       Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh;
d.      Berlangsung cepat;
e.       Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
f.       Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g.      Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi;
h.      Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Contoh ragam lisan
Penggunaan Bentuk Kata
·         Riska sedang baca surat kabar. 
·         Lili mau nulis surat.
·         Sayu tinggal di Bogor.
Penggunaan Kosa Kata
·         Rara bilang kalau kita harus belajar.
·         Kita harus bikin karya ilmiah.
·         Nita sudah kasih tahu mereka informasinya.
Penggunaan Struktur Kalimat
·         Rencana ini sudah saya sampaiakan kepada Direktur.
·         Dalam “Asah Terampil ini dihadiri juga oleh Wali Kota Bogor.

2.      Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian. Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan media tulis seperti kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata.
Ciri-ciri ragam tulis :
1.      Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.
2.      Bersifat objektif.
3.      Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
4.      Mengemban konsep makna yang jelas.
5.      Harus memperhatikan unsur gramatikal.
6.      Berlangsung lambat.
7.      Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jelas, dan runtut.
8.      Selalu memakai alat bantu.
9.      Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
10.  Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Ketentuan-ketentuan ragam tulis :
1.      Memakai ejaan resmi.
2.      Menghindari unsur kedaerahan.
3.      Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit.
4.      Memakai bentuk sintesis.
5.      Pemakaian partikel secara konsisten.
6.      Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah
Kelebihan ragam bahasa tulis :
1.      Informasi yang disajikan bisa pilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
2.      Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
3.      Sebagai sarana memperkaya kosakata.
4.      Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :
1.      Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2.      Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
3.      Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata) :
Tata Bahasa
(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
a.       Ragam bahasa lisan:
·         Riska sedang baca surat
·         Putri mau nulis surat
b.      Ragam bahasa tulisan:
·         Riska sedang membaca surat
·         Mereka bertempat tinggal di Menteng
·         Akan saya tanyakan soal itu
Kosa Kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata:
a.       Ragam lisan
·         Riani bilang kalau kita harus belajar
·         Meyta harus bikin karya ilmiah
·         Rasanya terlalu cepat buat saya, Bu
b.      Ragam tulisan
·         Riani mengatakan bahwa kita harus belajar
·         Meyta harus membuat karya ilmiah
·         Rasanya masih terlalu cepat bagi saya, Bu
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semistandar dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modern (Alwi, 1998: 14). Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan:
a.       Topik yang sedang dibahas,
b.      Hubungan antar pembicara,
c.        Medium yang digunakan,
d.      Lingkungan, atau
e.       Situasi saat pembicaraan terjadi
Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandard adalah sebagai berikut:
·         Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
·         Penggunaan kata tertentu,
·         Penggunaan imbuhan,
·         Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
·         Penggunaan fungsi yang lengkap.
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Beberapa penyusun buku seperti E.Zaenal Arifin dan S.AmranTasai (1999:18-19) mengatakan bahwa pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku.

B.     Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur 
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat, yaitu: RagamDialek, Ragam Terpelajar, Ragam Resmi, dan Ragam Takresmi.
1.      Ragam Dialek 
Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bahasawan ditempat tertentu (lihat Kridalaksana, 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung, mBayuwangi atau realisai pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra’ an, kenai’an, gera’an.
Logat daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat indonesia yang dilafalkan oleh seorang Tapanuli dapat dikenali, misalnya, karena tekanan kata yang amat jelas. Logat indonesia orang bali dan jawa, karena pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.

2.      Ragam Terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga mewarnai penggunaan bahasa indonesia. Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan.
Terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, seperti contoh dalam tabel berikut.
Tidak Terpelajar
Terpelajar
Pidio
Video
Pilem
Film
Komplek
Kompleks
Pajar
Fajar
Pitamin
Vitamin

3.      Ragam Resmi dan Tak Resmi
Kedua ragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
a.       Ragam resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan- pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan. Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
·         Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten; 
·         Menggunakan imbuhan secara lengkap;
·         Menggunakan kata ganti resmi;
·         Menggunakan kata baku;e. Menggunakan EYD;
·         Menghindari unsur kedaerahan.

b.      Ragam tak resmi
Ragam takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi takresmi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi (lihatKeraf,1991:6). Ciri- ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak normal.Ragam bahasa resmi atau takresmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, derarti semakin resmi bahas yang digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (lihat Sugono, 1998:12-13). Contoh: Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah bahas resmi sedangkan bahasa yang digunakan oleh anak muda adalah ragam bahasa santai/takresmi.

C.    Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa dibagi menjadi: ragam politik, ragamhukum, ragam pendidikan, ragam jurnalistik, dan Ragam sastra dan sebagainya. Kelima jenisragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1.      Ragam politik 
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa dimasyarakat.
2.      Ragam hukum
Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang panjang dengan pola kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat danciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini disebabkan karena hukum Indonesia padaumumnya didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda. 
Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadangmembutuhkan penjelasan yang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.
3.      Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecildalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua.Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemua ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
4.      Ragam jurnalistik 
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat kabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi) dan multimedia (internet). Hingga bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa, yang dibentuk karena spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa ringkas. Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut.
·         Bahasanya padat
·         Selalu berpusat pada hal yang dibicarakan
·         Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya
·         Lebih banyak unsur pikiran daripada perasaan
·         Lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi
Tujuan utama ialah supaya pendengar/pembaca tahu atau mengerti. Oleh karena itu, yangdiutamakan ialah jelas dan seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun selogis-logisnya. Bahasa jurnalistik ditujukan kepada umum, tidak membedakan tingkat kecerdasan, kedudukan, keyakinan, dan pengetahuan.
5.      Ragam sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian disamping alat komunikasi. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan didalam imajinasi pembaca.
Jika ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat dirinci lagi berdasarkan ciri (1) kedaerahan, (2) pendidikan, dan (3) Sikap penutur sehingga di samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam menurut daerah, ragam menurut pendidikan, danragan menurut sikap penutur. Ragam menurut daerah akan muncul jika para penutur dan mitra komunikasinya berasal sari suku/etnik yang sama. Pilihan ragam akan beralih jika para pelakunya multietnik atau suasana berubah, misalnya dari takresmi menjadi resmi.
Penetapan ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, topik pembicaraan, serta bentuk hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan mempengaruhi cara pandang penutur untuk menetapkan salah satu ragam yang digunakan (dialeg, terpelajar, resmi, takresmi). Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas sering memiliki kesamaan satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan (sehari-hari) cenderung sama dengan ragam dialek, dan ragam takresmi, sedangkan ragam tulis (formal) cenderung sama dengan ragam resmi dan ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu mirip dengan ragam ilmu.
Dibawah ini akan diberikan contuh ragam-ragam tersebut. Ragam ilmu sengajadipertentangkan dengan ragam nonilmu demi kejelasan ragam ilmu itu sendiri.
Ragam
Contoh
Lisan
Sudah saya baca buku itu
Tulisan
Saya sudah membaca buku itu
Dialek
Gue udah baca itu buku
Terpelajar
Saya sudah membaca buku itu
Resmi
Saya sudah membaca buku itu
Tak Resmi
Sudah say abaca buku itu

Ragam
Nonilmu (Non ilmiah)
Ilmu (Ilmiah)
-          Ayan bukan penyakit menular
-          Polisi bertugas menanyai tersangka

-          Setiap agen akan mendapatkan potongan
-          Jalan cerita film itu membosankan
-          Epilespi bukan penyakit menular
-          Polisi bertugas mengintrogasi tersangka
-          Setiap agen akan mendapatkan rabat

-          Alur cerita film itu membosankan

Ciri-ciri ragam ilmiah:
1.      Bahasa Indonesia ragam baku
2.      Penggunaan kalimat efektif
3.      Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda
4.      Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian katadan istilah yang bermakna kias
5.      Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan
6.      Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antara linea.
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
1.      Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
2.      Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
3.      Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
4.      Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
5.      Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

Referensi :


No comments:

Post a Comment