TUGAS KE-2 BAHASA INDONESIA
RISKA MAHARANI PUTRI
17113796
3KA11
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat
Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua
orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang
tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu
pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa
Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan
dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak
akanhilang.
Ragam
Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan,serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya
dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa
digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis,
perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi
(seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Ditinjau
dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri
dari:
1. Ragam bahasa lisan
2. Ragam bahasa tulis
Bahasa
yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar
dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam
bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan,kita menggunakan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita menggunakan tata cara penulisan
(ejaan).
Macam-Macam Ragam Bahasa
Ragam
bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan bahasa sebagai alat
komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang berbeda-beda. Ragam
bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yang pertama berkomunikasi yaitu: (1)Ragam
Lisan, dan (2) ragam tulisan, kedua berdasarkan cara pandang penutur yaitu: (1)
Ragam Dialek, (2) ragam terpelajar, (3) ragam resmi, dan (4) ragam tak resmi,
berdasarkan pesan komunikasi yaitu (1) ragam politik, (2) ragam hukum, (3)
ragam pendidikan, (4) ragam sastra, dan sebagainya.
A.
Ragam
Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi
1.
Ragam
Lisan
Ragam
bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi
pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Pembicaraan
lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai.
Ciri-ciri
ragam lisan:
a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung
situasi, kondisi, ruang dan waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh;
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi;
h. Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Contoh
ragam lisan
Penggunaan
Bentuk Kata
·
Riska sedang baca surat kabar.
·
Lili mau nulis surat.
·
Sayu tinggal
di Bogor.
Penggunaan
Kosa Kata
·
Rara bilang
kalau kita harus belajar.
·
Kita harus bikin karya ilmiah.
·
Nita sudah kasih tahu mereka informasinya.
Penggunaan
Struktur Kalimat
·
Rencana ini sudah saya sampaiakan kepada Direktur.
·
Dalam “Asah Terampil ini dihadiri juga
oleh Wali Kota Bogor.
2. Ragam
Tulis
Dalam
penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang
oleh situasi pemakaian. Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan
dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk
katadan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur
kalimat.
Ragam
bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan media tulis seperti
kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan
dengan tata cara penulisan dan kosakata.
Ciri-ciri
ragam tulis :
1. Tidak
memerlukan orang kedua/teman bicara.
2. Bersifat
objektif.
3. Tidak
tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
4. Mengemban
konsep makna yang jelas.
5. Harus memperhatikan unsur gramatikal.
6. Berlangsung lambat.
7. Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jelas, dan runtut.
8. Selalu memakai alat bantu.
9. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
10. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan
tanda baca.
Ketentuan-ketentuan
ragam tulis :
1. Memakai
ejaan resmi.
2. Menghindari
unsur kedaerahan.
3. Memakai
fungsi gramatikal secara eksplisit.
4. Memakai
bentuk sintesis.
5. Pemakaian
partikel secara konsisten.
6. Menghindari
unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah
Kelebihan
ragam bahasa tulis :
1. Informasi
yang disajikan bisa pilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik
dan menyenangkan.
2. Umumnya
memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
3. Sebagai
sarana memperkaya kosakata.
4. Dapat
digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur
emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kelemahan
ragam bahasa tulis :
1. Alat
atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak ada akibatnya
bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2. Tidak
mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti
kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
3. Yang
tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh
karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Contoh
ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’
Contoh
perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa
dan kosa kata) :
Tata Bahasa
(Bentuk
kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
a. Ragam
bahasa lisan:
·
Riska sedang baca surat
·
Putri mau nulis surat
b. Ragam
bahasa tulisan:
·
Riska sedang membaca surat
·
Mereka bertempat tinggal di Menteng
·
Akan saya tanyakan soal itu
Kosa Kata
Contoh
ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata:
a. Ragam
lisan
·
Riani bilang kalau kita harus belajar
·
Meyta harus bikin karya ilmiah
·
Rasanya terlalu cepat buat saya, Bu
b. Ragam
tulisan
·
Riani mengatakan bahwa kita harus belajar
·
Meyta harus membuat karya ilmiah
·
Rasanya masih terlalu cepat bagi saya,
Bu
Istilah
lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semistandar
dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah
dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam
standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata,
peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan
dalam kehidupan modern (Alwi, 1998: 14). Pembedaan antara ragam standar,
nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan:
a. Topik yang sedang dibahas,
b. Hubungan
antar pembicara,
c. Medium yang digunakan,
d. Lingkungan, atau
e. Situasi saat pembicaraan terjadi
Ciri
yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandard adalah sebagai
berikut:
·
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
·
Penggunaan kata tertentu,
·
Penggunaan imbuhan,
·
Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
·
Penggunaan fungsi yang lengkap.
Penggunaan
kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar
yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa
dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika
kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya
atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Beberapa
penyusun buku seperti E.Zaenal Arifin dan S.AmranTasai (1999:18-19) mengatakan
bahwa pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku
dan ragam tidak baku.
B.
Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur
Berdasarkan
cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat, yaitu: RagamDialek,
Ragam Terpelajar, Ragam Resmi, dan Ragam Takresmi.
1. Ragam
Dialek
Ragam
daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bahasawan ditempat
tertentu (lihat Kridalaksana, 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan
logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat Sugono,
1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/pada
posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung, mBayuwangi atau realisai
pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra’ an, kenai’an, gera’an.
Logat daerah paling
kentara karena tata bunyinya. Logat indonesia yang dilafalkan oleh seorang
Tapanuli dapat dikenali, misalnya, karena tekanan kata yang amat jelas. Logat
indonesia orang bali dan jawa, karena pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-nya.
Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya
bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
2. Ragam
Terpelajar
Tingkat
pendidikan penutur bahasa indonesia juga mewarnai penggunaan bahasa indonesia.
Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak
jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan.
Terutama
dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, seperti contoh dalam
tabel berikut.
Tidak Terpelajar
|
Terpelajar
|
Pidio
|
Video
|
Pilem
|
Film
|
Komplek
|
Kompleks
|
Pajar
|
Fajar
|
Pitamin
|
Vitamin
|
3. Ragam
Resmi dan Tak Resmi
Kedua ragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara
rinci sebagai berikut.
a. Ragam
resmi
Ragam
resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan- pertemuan,
peraturan-peraturan, dan undangan-undangan. Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
·
Menggunakan unsur gramatikal secara
eksplisit dan konsisten;
·
Menggunakan imbuhan secara lengkap;
·
Menggunakan kata ganti resmi;
·
Menggunakan kata baku;e. Menggunakan
EYD;
·
Menghindari unsur kedaerahan.
b. Ragam
tak resmi
Ragam
takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi takresmi, seperti
dalam pergaulan, dan percakapan pribadi (lihatKeraf,1991:6).
Ciri- ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi.
Ragam bahasa bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam
situasi yang tidak normal.Ragam bahasa resmi atau takresmi ditentukan oleh tingkat
keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa,
derarti semakin resmi bahas yang digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula
tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan
(lihat Sugono, 1998:12-13). Contoh: Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada
atasan adalah bahas resmi sedangkan bahasa yang digunakan oleh anak muda adalah
ragam bahasa santai/takresmi.
C.
Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.
Berdasarkan
topik pembicaraan, ragam bahasa dibagi menjadi: ragam politik, ragamhukum,
ragam pendidikan, ragam jurnalistik, dan Ragam sastra dan sebagainya. Kelima
jenisragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1.
Ragam
politik
Bahasa
politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan
mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu
sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan
bahasa dimasyarakat.
2.
Ragam
hukum
Salah
satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang panjang
dengan pola kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia
tidak terlalu memperhatikan sifat danciri khas bahasa Indonesia dalam
strukturnya. Hal ini disebabkan karena hukum Indonesia padaumumnya didasarkan
pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda.
Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadangmembutuhkan
penjelasan yang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.
3.
Ragam
Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam
sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya
didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih
kecildalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan
hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya,
serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini
juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang takkan
sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang
punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada
lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan
orang dengan status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua.Ragam
fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa yang
dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu
lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam
teknologi dll. Kesemua ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
4.
Ragam
jurnalistik
Bahasa
Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat kabaran (dunia
pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik
adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Termasuk media massa audio (radio),
audio visual (televisi) dan multimedia (internet). Hingga bahasa jurnalistik
adalah salah satu ragam bahasa, yang dibentuk karena spesifikasi materi
yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk
dalam ragam bahasa ringkas. Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai
berikut.
·
Bahasanya padat
·
Selalu berpusat pada hal yang
dibicarakan
·
Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya
·
Lebih banyak unsur pikiran daripada
perasaan
·
Lebih bersifat memberitahukan daripada
menggerakkan emosi
Tujuan
utama ialah supaya pendengar/pembaca tahu atau mengerti. Oleh karena itu,
yangdiutamakan ialah jelas dan seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun selogis-logisnya.
Bahasa jurnalistik ditujukan kepada umum, tidak membedakan tingkat kecerdasan, kedudukan,
keyakinan, dan pengetahuan.
5.
Ragam
sastra
Ragam
bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif,
kreatif dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata,
cara-cara penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau
tak dikenal dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk
menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan,
penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk
istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan
istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan
sebagai bahan kesenian disamping alat komunikasi. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat
yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata
bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan
agar tercipta pencitraan didalam imajinasi pembaca.
Jika
ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat dirinci lagi berdasarkan ciri (1) kedaerahan, (2) pendidikan, dan (3) Sikap penutur
sehingga di samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam
menurut daerah, ragam menurut pendidikan, danragan menurut sikap penutur. Ragam
menurut daerah akan muncul jika para penutur dan mitra komunikasinya berasal
sari suku/etnik yang sama. Pilihan ragam akan beralih jika para pelakunya
multietnik atau suasana berubah, misalnya dari takresmi menjadi resmi.
Penetapan
ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, topik pembicaraan,
serta bentuk hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan mempengaruhi cara pandang penutur
untuk menetapkan salah satu ragam yang digunakan (dialeg, terpelajar, resmi,
takresmi). Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas sering
memiliki kesamaan satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan
(sehari-hari) cenderung sama dengan ragam dialek, dan ragam takresmi, sedangkan
ragam tulis (formal) cenderung sama dengan ragam resmi dan ragam
terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu mirip dengan ragam ilmu.
Dibawah
ini akan diberikan contuh ragam-ragam tersebut. Ragam ilmu
sengajadipertentangkan dengan ragam nonilmu demi kejelasan ragam ilmu itu
sendiri.
Ragam
|
Contoh
|
Lisan
|
Sudah saya baca buku itu
|
Tulisan
|
Saya sudah membaca buku itu
|
Dialek
|
Gue udah baca itu buku
|
Terpelajar
|
Saya sudah membaca buku itu
|
Resmi
|
Saya sudah membaca buku itu
|
Tak Resmi
|
Sudah say abaca buku itu
|
Ragam
|
|
Nonilmu (Non ilmiah)
|
Ilmu (Ilmiah)
|
-
Ayan bukan penyakit menular
-
Polisi bertugas menanyai
tersangka
-
Setiap agen akan mendapatkan
potongan
-
Jalan cerita film itu membosankan
|
-
Epilespi bukan penyakit menular
-
Polisi bertugas mengintrogasi
tersangka
-
Setiap agen akan mendapatkan
rabat
-
Alur cerita film itu membosankan
|
Ciri-ciri
ragam ilmiah:
1. Bahasa
Indonesia ragam baku
2. Penggunaan kalimat efektif
3. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda
4. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian katadan
istilah yang bermakna kias
5. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan
6. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antara
linea.
Contoh
ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
1. Dia
dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
2. Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
3. Cerita itu menggunakan unsur
flashback. (ragam sastra)
4. Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
5. Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)
Referensi
:
No comments:
Post a Comment