Friday, April 18, 2014

JOKOWI. Layak Jadi Presiden?

Jokowi. Nama yang sangat familiar, gubernur DKI Jakarta ini begitu tersohor se-Indonesia. Sukses menjadi wali kota Solo, lalu menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Atas partisipasi masyarakat Jakarta, tepilihlah Jokowi untuk membenahi Jakarta. Begitu banyak harapan yang warga kepada Jokowi untuk membenahi Jakarta. Banyak yang harus ia benahi, berat tanggung jawab yang ia dan jajarannya pikul untuk Jakarta. Setahun menjabat sebagai Gubernur cukup banyak perubahan, mulai dari bidang transportasi, pendidikan, ekonomi, lingkungan dan lainnya. Tapi belum semua berhasil 100%.
2014 adalah tahun politik, Indonesia rentan akan pilihan mereka. Satu suara rakyat sangat berpengaruh untuk masa depan bangsa kita. Nama Jokowi muncul kembali dalam pemilu 2014, PDI-P mengusung Jokowi menjadi presiden. Jakarta menjadi rebut dengan keputusan tersebut, banyak pro-kontra jika bapak Jokowi menjadi presiden. Masyarakat Jakarta “Jokowi tidak boleh jadi presiden, ia belum selesai membenahi Jakarta”. Disisi lain banyak yang mendukungnya menjadi presiden. Seperti para pengusaha sangat setuju jika ia menjadi presiden, banyak pertimbangan jika bapak Jokowi menjadi presiden, apakah ia mampu memimpin Indonesia? Apakah ihsg dan rupiah akan naik? Dan masih banyak pertimbangan lainnya.
Untuk tugas Ilmu Budaya Dasar kali ini, saya membuat tulisan yang bertema “Jokowi dan Pemimpin” Saya akan meninjau apakah ia layak menjadi presiden atau tidak. Saya akan membahasnya dengan meninjau dari beberapa artikel.

JOKOWI TAK JADI PRESIDEN, APAKAH IHSG dan RUPIAH AKAN RONTOK?
Pasca Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) Rabu 9 April 2014, pasar saham dan nilai tukar rupiah terkena koreksi. Hasil Pileg kala itu tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Kendati demikian, investor tetap berharap banyak pada pemilihan presiden Juni mendatang. Ekspektasinya, salah satu antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto bisa menjadi presiden.

Meskipun selepas Pileg saham terkoreksi sampai dengan 3%. Ini dikarenakan utamanya pada bulan Juni 2014 (memasuki semester II) ekonomi membaik.

"Tidak (terkoreksi), karena beberapa hal. Dari sisi ekonomi, membaik, faktor-faktor itu membaik. Meskipun pertumbuhan ekonomi itu 5,8% dan kemungkinan bisa 5,5%. Namun current account deficit (CAD) itu mengecil. Dan itu baik, rupiah menguat, kalau dibanding dengan negara emerging market yang lain. Misalnya Rusia dan Turki, Indonesia jauh lebih baik," ujarnya di hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Kemudian dari sisi politik juga akan memberikan efek positif. Selama ini Indonesia selalu dibandingkan dengan India dalam penyelenggaran demokrasi. Melihat kondisi pada pileg, dimungkinkan tidak akan jauh berbeda dengan pilpres. India memiliki 800 juta pemilih dan ada puluhan partai yang ikut serta pada pemilu. Berbeda dengan Indonesia yang jumlah pemilihnya lebih sedikit dan hanya 12 partai peserta pemilu.

"Sekarang kita bandingkan saja, Pileg 9 April lalu ada nggak yang meninggal, stres banyak tapi itu kan pasca. Di India sudah ada. Jadi proses demokrasi di Indonesia diangap sukses. Lepas dari segala kekurangannya. Jadi dari sisi politik, dari sisi ekonomi, faktornya membuat saham dan rupiah naik," jelasnya.
(
http://finance.detik.com/read/2014/04/16/170342/2557277/6/jika-jokowi-tak-jadi-presiden-apakah-ihsg-dan-rupiah-bakal-rontok)


JOKOWI TAK LAYAK JADI PRESIDEN RI. Mengapa?

Perjalanan Jokowi untuk menjadi sampai sekarang ini adalah Jasa dari 3 Orang Tokoh Nasionla yang kita Hormati (Prabowo. Jusuf Kalla dan Jian Fariz (Menteri Perumahan saat ini)).
Perjalanan cerita saat itu, sejak tahun 2009 sampai dengan Februari 2014 Hubungan Gerindra (Prabowo) & PDIP (Megawati) cukup baik.  Dimulai dari Pencapresan mereka tahun 2009 yang tertuang dalam perjanjian Batu tulis, sampai dengan dukungan bersama dalam beberapa Pilkada di berbagai daerah di Indonesia.
Letjen Mar Purn. Nono Sampono dan Mayjend Purn Adang Ruchyatna dua nama  inilah sebelumnya yang muncul untuk kandidat dari PDIP sebelum Jokowi masuk.  Bahkan lebih santer lagi Taufik Kemas tetap berharap PDIP mendukung Foke & Mayjend Purn Rucyatna.  Namun semua itu buyar karena Lobby lobby yang dilakukan oleh Yusuf Kalla, Jian  Fariz & Prabowo.  Dimana sebelumnya Gerindrapun belum memiliki Calon sampai dengan Ahok mendatangi mereka.
Nah kembali ke Jokowi.
Sangatlah tidak pantas sebagai orang Indonesia yang menganut adat ketimuran dalam Tata krama apalagi beliau orang Jawa.  Mengkhianati orang yang telah berjasa bahkan berjuang mengangkat drajatnya dari kota kecil Solo menjadi Gubernur di Ibukota. Bukan hanya Materi tetapi Tenaga, Mesin Partai Gerindra dan Prabowo yang telah menolong dia.
Yang lebih gila lagi, adalah adanya Gerakan Misioneris dari Barisan Kristen garis keras melalu Sabam Sirait (merupakan Ketua Parkindo/partai kristen Indonesia yang bergabung dengan PDI waktu awal awal Orde baru) ikut bermain dalam dukungan ke Jokowi di Capres ini. Singkat cerita, Jokowi didukung oleh Konglemerat Hitam dan Misioneris Garis keras.
Ketidak patutan Jokowi di Calonkan sebagai Presiden juga karena ia telah terlalu banyak melanggar Sumpah dan Janji Jabatan yang tidak tuntas.  Solo baru 2 tahun ia tinggalkan demi Pilgub DKI, kini DKI baru 1,5 th ia tinggalkan demi Pencapresan di 2014.
Yang berikutnya adalah asal usul Jokowi itu juga tidak jelas.  Masa ia, kita memilih Pemimpin dengan latar belakang yang tertutup.  Cukup sudah kita dipaksa jaman Orde baru oleh Suharto (Pengambil alihan dengan Pemaksaan dari Soekarno/ Supersemar 1966).  Yang kita tidak tahu siapa ayah dari Suharto sampai saat ini.
Selebihnya Presiden RI yang secara normal diangkat kita menegnalnya.  Mulai dari Soekarno, BJ.HAbibie, Gus Dur, Megawati Soekarno Putri dan SBY.  Sedangkan Jokowi terlahir tahun 1961, masa ia kita tidak punya rekam jejak siapa Bapaknya?
Agama Jokowi,  Kita tidak bermaksud sara.  Tetapi ini penting. Karena kita hidup di Negara yang berazaskan Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa sila pertama).  Kita tidak permasalahkan apapun agamanya, namun menurut info yang kami dapatkan keluarga Kraton Solo yang namanya tidak ingin disebutkan tetapi anda bisa mencari tahu sendiri kesana.  Jokowi itu Muallaf, bila ia Muallaf kapan ia masuk Islam, ia memakai nama H didepan yang cukup mengelabui padahal H didepan namnya bukan Haji seperti layaknya orang muslim yang telah berangkat ke Tanah Suci Mekkah.  tetapi nama H di depan Ir.H Joko Widodo adalah Handoko, lengkapnya adalah Ir. Handoko Joko Widodo. Harus diingat ! Mayoritas Rakyat Indonesia adalah Muslim mencapai 88% data BPS 2012.  Bila ia tidak jujur dan bila terkesan ada agenda lain dibelakangnya.  Pastilah ini awal kehancuran buat Negara yang kita cintai yang penuh dengan toleransi dan kedamaian ini.  Sehingga kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi.  Cukuplah Solo dan DKI yang menjadi korban Ambisiusnya jangan rusak tatanan Negara NKRI yang Pancasilais.

JOKOWI gagal JADI GUBERNUR DKI, gimana JADI PRESIDEN RI ?

Ada dua hal yang akan saya utarakan :
1.      Gagalnya Jokowi pada Ciliwung.
2.      Gagalnya Jokowi pada pedagang Blok G Tanah Abang.

Meskipun Ciliwung dikeruk dan dijaga supaya sampah tidak lagi masuk dan menumpuk di sungai Ciliwung, tapi saya mengatakan Jokowi gagal menegakkan hukum : “dilarang buang sampah di kali”. Kelihatan sepele, tapi bagi saya tidak. Saya bisa memprediksikan bahwa jika nanti Jokowi jadi presiden, hukum tidak dapat ditegakkan

Kegagalan Jokowi selanjutnya adalah tidak dapat mencari solusi yang tepat. Artinya masih memakai cara lama yaitu coba saja dan nanti jika salah coba lagi. Hal ini terjadi pada pedagang Blok G Tanah Abang.
Pedagang Pasar Blok G Tanah Abang
JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang di Pasar Blok G Tanah Abang masih tertatih-tatih mencari untung. Sejak masuk ke dalam blok tersebut, para pedagang itu mengeluhkan hal yang sama, yakni pembeli yang sepi.
Fian (42), salah seorang pedagang, mengaku mengalami penurunan penghasilan selama berdagang di dalam pasar. Dalam dua bulan terakhir, ia sama sekali tidak mendapatkan keuntungan.
 “Pindah sejak September. Waktu awal-awal sih lumayan, bisa rata-rata Rp 2 juta per bulan. Biar kata lebih sedikit dari waktu dagang di bawah, tapi setidaknya masih ada dapat untunglah,” katanya kepada Kompas.com, Senin (10/2/2014).
 “Tapi dua bulan ke sini betul-betul down, enggak ada sama sekali untung. Malah kita nombok,” keluhnya.
Fian berharap alangkah baiknya jika pengelolaan pasar tersebut diserahkan dari PD Pasar Jaya kepada pihak swasta. Ia optimistis jika di bawah pengelolaan swasta, nasib para pedagang akan lebih baik.
Pantauan Kompas.com, kondisi Pasar Blok G saat ini, terutama di lantai tiga, tak ubahnya seperti saat sebelum relokasi PKL. Terdapat puluhan kios yang kosong karena ditinggal pemiliknya. Beberapa yang bertahan tidak punya pilihan selain bertahan.
Gimana nanti jika JOKOWI jadi PRESIDEN ?
Akan sangat lambat menangani persoalan2 di bangsa dan negara ini. Memang di tangan JOKOWI jakarta masuk pada PROSES yang benar dan berharap akan HASIL yang benar pula. OK-lah kita pasti bilang “semua butuh waktu”. Tapi ingat proses yang didapat dari solusi yang pas2-an tidak akan menyelesaikan masalah. Harus tuntas. Harus diselesaikan dari A sampai Z pada perencanaan yang matang dan mantap tanpa kompromi.

Ditangan presiden JOKOWI negara dan bangsa akan membuka “lembaran masa depan penuh harapan”. (http://politik.kompasiana.com/2014/04/05/jokowi-gagal-jadi-gubernur-dki-gimana-jadi-presiden-ri--646597.html)

No comments:

Post a Comment