Riska
Maharani Putri / 17113796 / 4KA11
Jawaban
V-Class matakuliah Analisis Kinerja Sistem (Testing Program 1)
Pendekatan top-down merupakan
analisa "gambaran secara garis besar" (the big picture). Dengan
pendekatan ini, manajer investasi menganalisa kondisi makroekonomi dan kemudian
berdasarkan analisanya tersebut ia kemudian memperkirakan sektor atau industri
mana saja yang akan menghasilkan imbal hasil terbaik dalam kondisi makroekonomi
tersebut. Setelah memilih sektor-sektor unggulan, manajer investasi kemudian
akan menganalisa emiten-emiten yang terdapat dalam sektor-sektor unggulan
tersebut dan memilih mana yang terbaik. Hasilnya adalah saham-saham unggulan
yang akan dimasukkan ke dalam keranjang investasi/portofolio. Sebagai contoh,
misalkan manajer investasi memperkirakan akan terjadi penurunan suku bunga
dalam waktu dekat. Dengan pendekatan top-down, maka sektor perbankan dan
properti akan terpengaruh karena kenaikan suku bunga pada gilirannya akan
berpengaruh pada pendapatan perbankan (penurunan suku bunga membuat tingkat
bunga kredit turun sehingga menggairahkan penyaluran kredit perbankan) dan
perusahaan properti (penurunan bunga KPR akan meningkatkan volume penjualan
properti). Dengan demikian, sektor perbankan dan properti menjadi sektor
unggulan, sehingga kemudian manajer investasi akan menelaah lebih lanjut
emiten/saham yang ada di sektor tersebut. Pemilihan saham dengan pendekatan top-down berangkat
dari analisa tren makroekonomi secara keseluruhan yang kemudian mengerucut ke
analisa sektor/industri sebelumnya akhirnya bermuara pada analisa emiten/saham.
Analisa
makroekonomi biasanya dimulai dengan analisa atas kondisi/kesehatan
makroekonomi global, baik atas negara-negara maju (developed countries) maupun
negara-negara berkembang (emerging countries). Cara cepat untuk mengukur
kesehatan perekonomian adalah dengan melihat pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) selama beberapa tahun terakhir dan memperkirakan angka pertumbuhan di
masa depan. Seringkali, negara-negara berkembang memiliki angka pertumbuhan PDB
yang jauh lebih baik daripada negara-negara maju.
Selain
itu, analisa geopolitik juga seringkali diikutsertakan untuk melengkapi analisa
makroekonomi, di mana peperangan, konflik/ketegangan antar negara atau
bagaimana kebijakan suatu negara mempengaruhi negara-negara tetangganya, atau
bahkan mengubah tatanan perekonomian global. Tidak jarang manajer investasi
kemudian memetakan kondisi geopolitik dengan makroekonomi dalam satu grafik
untuk beberapa wilayah/negara untuk perbandingan. Dengan peta semacam ini akan
terlihat potensi dan risiko dari masing-masing wilayah/negara sehingga kemudian
manajer investasi dapat memilih mana yang menurutnya sesuai dengan kebijakan
investasi dan tingkat risiko portofolionya.
No comments:
Post a Comment