Wednesday, January 25, 2017

Manajemen Kontrol Programming - Testing Program 1

Riska Maharani Putri / 17113796 / 4KA11
Jawaban V-Class matakuliah Analisis Kinerja Sistem (Testing Program 1)

Pendekatan top-down merupakan analisa "gambaran secara garis besar" (the big picture). Dengan pendekatan ini, manajer investasi menganalisa kondisi makroekonomi dan kemudian berdasarkan analisanya tersebut ia kemudian memperkirakan sektor atau industri mana saja yang akan menghasilkan imbal hasil terbaik dalam kondisi makroekonomi tersebut. Setelah memilih sektor-sektor unggulan, manajer investasi kemudian akan menganalisa emiten-emiten yang terdapat dalam sektor-sektor unggulan tersebut dan memilih mana yang terbaik. Hasilnya adalah saham-saham unggulan yang akan dimasukkan ke dalam keranjang investasi/portofolio. Sebagai contoh, misalkan manajer investasi memperkirakan akan terjadi penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Dengan pendekatan top-down, maka sektor perbankan dan properti akan terpengaruh karena kenaikan suku bunga pada gilirannya akan berpengaruh pada pendapatan perbankan (penurunan suku bunga membuat tingkat bunga kredit turun sehingga menggairahkan penyaluran kredit perbankan) dan perusahaan properti (penurunan bunga KPR akan meningkatkan volume penjualan properti). Dengan demikian, sektor perbankan dan properti menjadi sektor unggulan, sehingga kemudian manajer investasi akan menelaah lebih lanjut emiten/saham yang ada di sektor tersebut. Pemilihan saham dengan pendekatan top-down berangkat dari analisa tren makroekonomi secara keseluruhan yang kemudian mengerucut ke analisa sektor/industri sebelumnya akhirnya bermuara pada analisa emiten/saham.

Analisa makroekonomi biasanya dimulai dengan analisa atas kondisi/kesehatan makroekonomi global, baik atas negara-negara maju (developed countries) maupun negara-negara berkembang (emerging countries). Cara cepat untuk mengukur kesehatan perekonomian adalah dengan melihat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) selama beberapa tahun terakhir dan memperkirakan angka pertumbuhan di masa depan. Seringkali, negara-negara berkembang memiliki angka pertumbuhan PDB yang jauh lebih baik daripada negara-negara maju.
Selain itu, analisa geopolitik juga seringkali diikutsertakan untuk melengkapi analisa makroekonomi, di mana peperangan, konflik/ketegangan antar negara atau bagaimana kebijakan suatu negara mempengaruhi negara-negara tetangganya, atau bahkan mengubah tatanan perekonomian global. Tidak jarang manajer investasi kemudian memetakan kondisi geopolitik dengan makroekonomi dalam satu grafik untuk beberapa wilayah/negara untuk perbandingan. Dengan peta semacam ini akan terlihat potensi dan risiko dari masing-masing wilayah/negara sehingga kemudian manajer investasi dapat memilih mana yang menurutnya sesuai dengan kebijakan investasi dan tingkat risiko portofolionya.


No comments:

Post a Comment