TUGAS 2/2
BAHASA INDONESIA 1
RISKA MAHARANI PUTRI
17113796
3KA11
Paragraf
(Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih
luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang
bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang
lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut
dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu
dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau tema.
Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.
A. JENIS PARAGRAF
1. Macam-macam
alinea berdasarkan letak kalimat utamanya
1.1 Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea
Contoh: Beberapa tips belajar
menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar
“dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah mulai dari
sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan
soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari
dibuku.
1.2
Induktif: kalimat utama atau ide pokok
diletakkan pada akhir alinea
Contoh: Jangan pernah belajar “dadakan”.
1.3
Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea
Contoh: Beberapa tips belajar
menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan
pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian.
Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akanefektif kalau belajar kumpulan soal.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal dibuku kumpulan
soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak
dikuasaidicari di buku. Oleh karena itu, maka sebaiknya para
guru memberitahukantips belajar menjelang UAN.
2. Macam-macam
alinea berdasarkan tujuannya
2.1 Alinea
Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari
sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. Oleh karena situ,
sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin
tahu kepada para pembaca. Dalam karangan ilmiah, paragraf pembuka dapat berupa:
· Garis
besar karangan dengan menonjolkan bagian yang dipandang penting.
· Pemaparan
isi dan maksud judul karangan.
· Kutipan
pendapat pakar pada bidang ilmu yang bersangkutan.
· Sitiran
dari suatu pendapat
· Pembatasan
objek dan subjeknya.
· Pemaparan
arti penting masalah yang akan dibicarakan.
· Gabungan
dari beberapa cara di atas.
Contoh
:
Jacques
Cousteau lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak
usia 4-5 tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan
menyelam gara-gara waktu berusia 10 tahun dikirim ke sekolah musim panas di
Danau harvey, AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak
sentimaen kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang
penuh ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun
bisa celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.
2.2
Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok
beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu,
alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan.
Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian
ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan
sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.
Ada beberapa pola penyusunan
kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang dapat dijadikan pedoman,
yaitu :
·
Pola Urutan Waktu
Dalam pola urutan
waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis. Contoh:
Ø Secara
Eksplisit
Maharani Puspita Sari tidak hanya
berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau teman-temannya. Selanjutnya,
ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah di sekitar jalan tol.
Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba Karya Ilmu Pengetahuan
Remaja 1982 dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis (Bogor) itu tercatat
sebagai pemenang harapan.
Ø Secara
Implisit
Ketukan tangan kecil di daun pintu
sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam buta pertengahan Februari yang lalu
membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru dari luar memberi tahu, saat
berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari tidurnya, berkemas, dan turun
ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut Kacong, berlalu kerumah lain
untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu kemudian sebuah perahu
dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau Mandangin turun mencari
ikan. Besok siang mungkin mereka kembali ke darat dengan tangkapan yang
lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang nihil. Malam itu
adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang ditumpuk sampai
ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
·
Pola Runtutan Tingkat
Dalam pola urutan
tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah sampai
dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan sebagainya.
Contoh : Meskipun
tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa lainnya, dari
satu negara ke negara lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat
diterima. Pertama, pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua penduduk
. Kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan, dan
pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan pembangunan desa diharapkan pendapatan
penduduk dapat menjadi kekuatan penggerak utama di dalam berbagai bentuk yang
positif. Keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat menjamin keselamatan
atau jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan membuka
kesempatn memajukan karir masing-masing warga desa
·
Pola Urutan Apresiatif
Pada pola urutan
apresiatif. Penulis mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung
rugi, salah benar, berguna tidak berguna, dan sebagainya. Contoh : Pernyataan
bahwa business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang.
Mereka bependapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun yang primitif
beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way of life.
Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak pejabat yang
bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa fungsi farming
is way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan konsumsi.,sebab usaha
pertaniannya dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam masyarakat taninya. Tetapi
haruslah disadari pula pula selama tersangkut soal produksi, dan itulah
business. Untuk menerangkan hal ini baiklah diteliti keadaan petani-peternak
yang telah maju yang telah mengubah cara ‘primitif’ dengan cara ‘modern’.
Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat dalam usaha jual dan
beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat, serta bahan-
bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence, petani
yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen, dan selalu
bertindak secara itu.
·
Pola Urutan Tempat
Dalam pola urutan
tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat
lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan,
dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan
tingkat pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang
penting sampai tempat yang kurang penting.
Contoh : Sebelum perahu
bertolak ketengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas membenahi semua
perlengkapan. Kalau tempat yang dituju sudah dicapai, dan jaring telah
ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air bersama sepotong
bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung. Dia harus mencebur ke air waktu
malam hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah membetulkan payang (jaring),
atau menjaganya jangan tersangkut didalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut
selama satu setengah atau dua jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan
naiknya jaring.
·
Pola Urutan Klimaks
Pola urutan klimaks ini
hampir sama dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks
ini terkandung adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam pola
urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis
mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin meningkat
intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens.
Contoh : Dalam film
terlihat seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta setelah
dicekoki obat mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu.
Hadirin menarik nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah
menjadi-jadi setelah film berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.
·
Pola Urutan Antiklimaks
Pola urutan antiklimaks
ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola urutan antiklimaks
ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens sampai ke
yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen, drama), klimaks dan
antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke antiklimaksnya yang
berupa penyelesaian.
·
Pola Urutan Khusus Umum
Dalam pola urutan
khusus ke umum ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu
hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya.
Contoh : Manusia adalah
makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga sedikit
empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serupa
itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
·
Pola Urutan Sebab – Akibat
Dalam pola urutan ini,
penulis mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat
dari pernyataan itu.
Contoh : Kalau kemarau
tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau Kambing. Selama
empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin meniup
daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang kelihatan
hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu membuat bak
mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan. Beberapa
penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga sumur yang
ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut. Air itu tak
dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi
·
Pola Urutan Tanya – Jawab
Dalam pola urutan
tanya- jawab ini, penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk
pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
Contoh : Apa saja
yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi agar diskusinya
dapat mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak mendominasi
jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur agar diskusi berjalan lancar
menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan bersama, dan harus menstimulir
anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta menjuruskan kearah pemikiran.
2.3 Alinea Penutup
Alinea ini merupakan kebulatan dari
masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya.
Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada
bagian wacana atau karangan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus
mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan
tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup
yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek.
Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para
pembaca.
Paragraf penutup biasanya berisi
simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai
hal-hal yang dianggap penting.
Contoh alinea penutup yang berupa
kesimpulan : Media cetak tergolong
tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan jenis media lainya (radio,
film, dan tv), seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar radio,dan
penonton tv. Dengan demikian, media cetak mempunyai peranan yang yang khas dalam
penyampaian informasi. Bukan saja untuk menghidupkan tradisi menulis, dan minat
baca masyarakat, tetapi ia merupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana
kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media
komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah
perkotaan.
Contoh alinea penutup yang berupa
ringkasan : Beberapa hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan di atas.
Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu
murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan
dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih
tinggi daripada rata-rata nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga,
ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid
SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki.
Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan
deras.
Contoh alinea penutup yang berupa penekanan
kembali hal-hal yang penting: Harus
diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara tepat
persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang
memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah
yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran
yang lebih dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila
secara lebih mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di
dalam dasar itu eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat
kuat, yaitu Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia
Indonesia.
Contoh alinea penutup yang berupa saran
: Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar
rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada
pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di
daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja
keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan
daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi
sasaran KMD.
Contoh alinea penutup yang berupa
harapan : Mudah-mudahan pedoman
ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian, dan
peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa, dan
sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan saran
para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
3. Macam-macam
paragraf berdasarkan isi
3.1 Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang
suatu topik dengan tujuan memberi informasi. Contoh: Para pedagang daging sapi
di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging
ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70
persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.
3.2 Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh: Sebagian anak Indonesia belum
dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah
dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa
anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk
mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak
kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah
di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang
kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga
semakin terlihat di mana-mana.
3.3 Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau
keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal
tersebut. Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama.
Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena
memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga
melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan
pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip
yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
3.4 Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi
emosi pembaca agar berbuat sesuatu. Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap
sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai
tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai
kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap
tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat
dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
3.5 Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa
yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini
sebagian besar berdasarkan imajinasi. Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis
sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya
menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan
kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
B.
SYARAT PARAGRAF
1. Kesatuan
Yaitu semua
kalimat dalam paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide
atau gagasan pokok. Jadi, tidak boleh ada kalimat sumbang atau menyimpang
dari pikiran utamanya.
2. Koherensi
Yaitu kepaduan
atau kekompakan hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lain dalam
paragraf tersebut. Kepaduan kalimat dalam suatu paragraf dapat dijalin
dengan penanda hubungan, baik penanda hubungan eksplisit maupun implisit.
3. Pengembangan
Yaitu
pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan kalimat-kalimat pendukung.
4. Efektif
Yaitu
disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa tersampaikan
dengan tepat.
C. BAGIAN PENTING PARAGRAF
Disetiap
alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka
pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting
yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.
· Kalimat
Pokok
Biasanya diletakkan pada
awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir
paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari
sebuah paragraf.
· Kalimat
Penjelas
Kalimat penjelas adalah
kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat
pokok suatu paragraf.
D. FUNGSI PARAGRAF
Berikut
ini merupakan fungsi paragraf:
1. Mengekspresikan
gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam
serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
2. Menandai
peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan
pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan
pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih
kecil.
5. Memudahkan
pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
E.
UNSUR ALINEA
Alinea
adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang
dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan
jalan pikirannya kepada para pembaca. Supaya pikiran tersebut dapat diterima
oleh pembaca,alinea harus tersusun secara logis-sistematis. Alat bantu untuk
menciptakan susunan logis-sistematis itu adalah unsur-unsur penyusun alinea, seperti
transisi (transition), kalimat topik (topic sentence), kalimat pengembang
(development sentence), dan kalimat penegas.
Kalimat-kalimat
yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam,
yaitu (1) kalimat topik atau kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas atau
kalimat pendukung. Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan
secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini
kemudian dikembangkan dengan sejumlahkalimat penjelas sehingga ide atau
gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas.
Ciri
kalimat topik adalah:
1. Mengandung
permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut.
2. Merupakan
kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai
arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat
dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
Ciri
kalimat penjelas adalah:
1. (Dari
segi arti) sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2. Arti
kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam
paragraf.
3. Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4. Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik.
Kalimat-kalimat
penjelas atau kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topic dengan empat
cara, yaitu:
1. Dengan
ulangan, yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya
menggunakan kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya).
2. Dengan
pembedaan, yaitu dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama
dan menyatakan apa yang tidak terkandung oleh pikiran utama.
3. Dengan
contoh, yaitu dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan
dalam kalimat topik.
4. Dengan
pembenaran, yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok.
Biasanya kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”.
referensi : http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-alenia.html
referensi : http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-alenia.html
No comments:
Post a Comment